My opinion:Hakhak..msti korg ktawa terbahak-bahak ble dpat taw ak lyan cte niey..act,cte ni besh..hnye org yg dambakn cinta mcm ni yg akn fham..x terlampau kuno,n x terlampau moden..cinta yg mngikut syariat islam..ak dh tgk smpai abes..tiap kali nengok,cnfirm nangis..ade lg ke laki zman niey cm2 guys..alahai...so sweet..prasaan ble tgk x dpat nk gmbr cne..dis cte much2 better than ayat2 cinta..sgt dkat ngan ati..pape ponk,ak rse i've found my mr.right..dy bnyk mngajak ak ke arah 2..he's open,sweet n plg pntg..dy bnyk mngubah ak..i hope our love will end like dis cte..hee..mmg ak jwang..tp ak bkn hipokrit..mmg ni yg ak nk lam idop..ade 1 part yg ak tertarik..ble heroin dilamar,dy ltakkn syarat..xnk dimadukan..dy menjelaskn yg dy lgsg x mnghramkn poligami..cma dy xmau menzalimi dri sndri n dy x mnghramkn suami dy nnti berkahwin lg..cma dy x termasok lam golongan 2..hujah dy berdasarkn hadis sahih yg mnybabkn suma org terpaku n akhirnyer brstuju..touching lar..klu korg nk touch dis feel..tgkla cte ni..klu mls sgt nk tgk o bli novel dy..bce sinopsis kt bwah ni..ak konfom..u guys msti cri pnyer ah cte ni..ak bg 4 bintang(****)Kronologi:
Ketika cinta bertasbih 1:
Abdullah Khairul Azzam – 28 tahun- pemuda tampan dan cerdas dari sebuah desa di Jawa Tengah. Dari kecil, Azzam sudah terlihat sebagai anak yang sangat baik budi pekertinya. Atas usahanya yang gigih dia berhasil memperoleh biasiswa untuk belajar di Al Azhar Mesir selepas menamatkan Aliyah di desanya.Baru setahun di Kairo dan menjadi mahasiswa berprestasi peraih predikat Jayyid Jiddan (Lulus dengan Sempurna), ayahnya meninggal dunia. Sebagai anak tertua Azzam mau tidak mau harus bertanggung jawab atas kehidupan keluarganya, sebab adiknya masih kecil-kecil.
Sementara itu, dia sendiri harus menyelesaikan studinya di Negara orang. Akhirnya dia mulai membagi waktu untuk belajar dan mencari nafkah. Ia mulai membuat tempe dan bakso yang ia pasarkan di lingkungan KBRI dia Kairo. Berkat keahlian dan keuletannya dalam memasak, Azzam menjadi popular dan dekat dengan kalangan staf KBRI di Cairo. Tapi hal itu berimbas pada kuliah Azzam, sudah 9 tahun berlalu, ia belum juga menyelesaikan kuliahnya.Seringnya Azzam mendapatkan job di KBRI Cairo mempertemukan ia dengan Puteri Duta Besar, Eliana Pramesthi Alam. Eliana adalah lulusan EHESS Perancis yang melanjutkan S-2 nya di American University in Cairo.
Selain cerdas, Eliana juga terkenal di kalangan mahasiswa karena kecantikannya. Ia bahkan pernah diminta main di salah satu film produksi Hollywood, juga untuk Film layar lebar dan Sinetron di Jakarta. Segudang prestasi dan juga kecantikan Eliana membuat Azzam menaruh hati pada Eliana. Tetapi Azzam urung menjalin hubungan lebih dekat dengan Eliana, karena selain sifat dan kehidupannya yang sedikit bertolak belakang dengan Azzam, juga karena nasihat dari Pak Ali, supir KBRI yang sangat dekat dengan keluarga Eliana.Apa yang dikatakan Pak Ali cukup terngiang-ngiang di benaknya, bahwa ada seorang gadis yang lebih cocok untuk Azzam. Azzam disarankan untuk buru-buru mengkhitbah (melamar) seorang mahasiswa cantik yang tak kalah cerdasnya dengan Eliana. Dia bernama Anna Althafunnisa, S-1 dari Kuliyyatul Banaat di Alexandria dan sedang mengambil S-2 di Kuliyyatul Banaat Al Azhar – Cairo, yang juga menguasai bahasa Inggris, Arab dan Mandarin. menurut Pak Ali, kelebihan Anna dari Eliana adalah bahwa Anna memakai jilbab dan sholehah, bapaknya seorang Kiai Pesantren bernama Kiai Luthfi Hakim.Ada keinginan Khaerul Azzam untuk menghkhitbah Anna walaupun ia belum pernah bertemu atau melihat Anna.
Karena tidak punya biaya untuk pulang ke Indonesia, Pak Ali menyarankan supaya melamar lewat pamannya yang ada di Cairo, yaitu Ustadz Mujab, dimana Azzam sudah sangat mengenal ustadz itu. Dengan niat penuh dia pun datang ke ustadz Mujab untuk mengkhitbah Anna Althafunnisa. Tapi ternyata lamaran itu ditolak atas dasar status. Karena S-1 Azzam yang tidak juga selesai, dan lebih dikenal karena jualan tempe dan baso. Selain itu, Anna telah dikhitbah lebih dulu oleh seorang pria yang alih-alih adalah Furqon, sahabat Azzam yang juga mahasiswa dari keluarga kaya yang juga cerdas dimana dalam waktu dekat akan menyelesaikan S-2 nya. Azzam bisa menerima alasan itu, meskipun hatinya cukup perih.Tetapi kemudian Furqon mendapat musibah yang sangat menghancurkan harapan-harapan hidupnya. Hal tersebut membuatnya menghadapi dilemma antara ia harus tetap menikahi Anna yang telah dikhitbahnya, tetapi itu juga sekaligus akan dapat menghancurkan hidup Anna.Sementara itu Ayyatul Husna, adik Azzam yang sering mengirim berita dari kampung, membawa kabar yang cukup meringankan hati Azzam.
Agar Azzam tidak perlu lagi mengirim wang ke kampung dan lebih berkonsentrasi menyelesaikan kuliahnya. Karena selain Husna telah lulus kuliah di UNS, ia juga sudah bekerja sebagai Psikolog. Keahlian Husna dalam menulis sudah membuahkan hasil. Penghasilan Husna cukup dapat membiayai kebutuhan adiknya yang mengambil program D-3, serta adik bontotnya yang bernama Sarah yang masih mondok di Pesantren.Azzam yang sudah sangat rindu dengan keluarganya memutuskan untuk serius dalam belajar, hingga akhirnya berhasil lulus. Azzam pun menepati janjinya ke keluarganya untuk kembali ke kampong dan segera mencari jodoh di sana, memenuhi amanat ibunya. Walaupun sebenarnya masih terbersit sedikit harapan untuk tetap mendapatkan hati Anna.
Ketika Cinta Bertasbih 2:
Sembilan tahun berpisah dengan ibu serta adik-adiknya membuat kepulangan Azzam dari Kairo memiliki sensasi yang luar biasa. Kerinduan yang meluber dari dadanya begitu menggelegak. Rindu kepada keluarga, rindu kepada negeri tercinta, rindu kepada senyum-senyum yang kerap semringah dari penduduk negerinya, meski dalam keadaan paling menderita sekalipun, membuatmua bergairah melangkahkan kaki di lantai bandara Lulus S-1 dari sebuah perguruan tinggi yang memiliki pengaruh wibawa “kealiman”, tidak menyebabkan Azzam mendapat kemudahan dalam segala urusan. Dia bahkan senang untuk mendapatkan pekerjaan yang baek. Belum lagi cabaran jiran yang mengira bahwa lulusan Al-Azhar University otomatis menjadi kiyahi, atau ulama besar. Itu kenapa Bu’e Malikatun, sang ibu menjadi gelisah, bahkan menyuruh adik Azzam, Husna untuk mencarikan pekerjaan, apa saja yang penting asal kesannya bekerja, keluar dari rumah. Dengan latar belakang pengalaman berwirausaha selama di Mesir, Azzam pun tidak patah semangat untuk membangun usahanya sendiri. Tetapi bagaimana dengan menikah, hal yang selalu disinggung oleh ibunya. Wanita yang ia dambakan, Anna Althafunnisa telah dipinang sahabatnya sendiri. Sedangkan dengan Eliana yang jelas-jelas menaruh hati padanya belum bisa ia terima, karena ia masih mendambakan wanita muslimah. Azzam pun berusaha mencari tambatan hatinya, walaupun cukup banyak hambatan yang ia hadapi, yang kemudian membuatnya hampir putus asa.